Kemenparekraf-BMKG Kolaborasi Kembangkan Aplikasi Prakiraan Cuaca

| Selasa, 20/08/2024 17:55 WIB
Kemenparekraf-BMKG Kolaborasi Kembangkan Aplikasi Prakiraan Cuaca Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Foto: Kemenparekraf RI)

RADARBANGSA.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal mengembangkan aplikasi untuk memprakirakan cuaca berbasis dampak (Impact Based Forecasting) atau IBF. Aplikasi ini berfungsi untuk memprakirakan cuaca di wilayah destinasi di Indonesia yang akan dikunjungi wisatawan. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, aplikasi ini nantinya akan sangat berguna khususnya untuk para wisatawan saat hendak berkunjung ke destinasi di Indonesia.

"Ini jadi sangat memudahkan para wisatawan ya," ujar Sandi dalam acara Weekly Brief With Sandiaga Uno, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, aplikasi tersebut tidak hanya menginformasikan perihal cuaca dan suhu udara, tapi juga dampak dan potensi dari cuaca di suatu wilayah tersebut. 

"Aplikasi ini kontennya tidak hanya suhu udara berapa derajat, apakah akan terjadi hujan atau berawan, tidak hanya itu. Tapi juga potensi dampaknya bagaimana. Apakah akan terjadi kilat petir, apakah akan terjadi puting beliung, longsor, banjir," tuturnya.

Ia berujar bahwa aplikasi ini tidak hanya membantu wisatawan mengatahui bagaimana prakiraan cuaca destinasi yang akan dituju, tapi juga mitigasi dan juga informasi bila terjadi kemungkinan terjadi cuaca ekstrem. 

"Ini sangat penting bagi para wisatawan ya. Misalnya mau mengunjngi Labuan Bajo, lalu ada potensi hujan lebat di siang hari, berati kita harus cepat berangkat pagi, sampai jam 1 harus kembali ke lokasi. Aplikasi ini nantinya akan membuat perencanaan lebih tepat," tukasnya. 

Aplikasi IBF ini lanjut Dwikorita, dibuat seakurat mungkin berbasis data-data yang sudah disiapkan. Data tersebut juga telah diobersvasi ke sejumlah titik-titik di wilayah Indonesia untuk menguji keakurasiannya. Selain itu, aplikasi ini juga akan menggunakan radar untuk semakin menjamin akurasi prakiraan cuaca. 

Dwikorita berjanji ke depannya sejumlah tempat wisata lainnya di Indonesia juga akan masuk dalam aplikasi tersebut. Adapun proyek percontohan aplikasi IBF akan diluncurkan pada November atau Desember tahun ini.

Tags : Kemenparekraf RI , BMKG , IBF , Cuaca , Wisatawan