Reorientasi IKA PMII: Dari Wadah yang Gagap, Menuju Organisasi yang Berdampak

Oleh: Yanuar Prastyo*
RADARBANGSA.COM - Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) adalah wadah besar yang menaungi alumni PMII dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, politisi, birokrat, pengusaha, hingga profesional di berbagai bidang. Namun, dalam perjalanannya, IKA PMII seolah berjalan tanpa arah yang jelas, belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan baik bagi anggotanya, maupun bagi kepentingan bangsa dan negara.
Esok, dengan mengusung tema “Aktualisasi Potensi dan Memperkuat Konsolidasi untuk Kepentingan Nasional", Musyawarah Nasional IKA PMII seharusnya menjadi momentum untuk melakukan reorientasi dan redesign organisasi. Ada beberapa langkah mendasar yang perlu diambil agar IKA PMII tidak hanya menjadi organisasi seremonial, tetapi juga menjadi kekuatan strategis yang nyata.
1. Menegaskan Identitas dan Arah Gerakan
IKA PMII harus kembali menegaskan identitasnya: apakah hanya sekadar menjadi wadah nostalgia atau benar-benar menjadi organisasi yang memiliki peran strategis dalam dinamika kebangsaan? Jika orientasinya adalah memberikan kontribusi bagi bangsa, maka harus ada grand design yang jelas mengenai bagaimana alumni PMII dapat bersinergi dalam berbagai bidang, baik politik, ekonomi, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan.
Di beberapa bagian yang lain, alumni organisasi kemahasiswaan biasanya akan memiliki arah yang lebih tegas dalam memperjuangkan kader-kadernya untuk menduduki posisi strategis di berbagai sektor. Ataupun, yang berorientasi pada penguatan peran alumni dalam berbagai bidang keilmuan dan pengabdian masyarakat.
Jika IKA PMII ingin berkontribusi lebih besar, maka perlu ada kejelasan dalam visi dan misinya, bukan sekadar sebagai forum reuni atau perkumpulan yang muncul dalam 'momentum politik' tertentu.
2. Membangun Ekosistem Kaderisasi Berbasis Alumni
Selama ini, kaderisasi di PMII akan terhenti ketika telah menjadi alumni. Padahal, ada kebutuhan besar untuk membangun ekosistem kaderisasi berbasis alumni yang dapat menjadi ruang pembinaan dan pengembangan kapasitas bagi anggotanya. IKA PMII harus memiliki program mentoring, inkubasi kepemimpinan, dan akses jejaring yang konkret bagi kader-kader muda yang memasuki dunia profesional.
Sebagai contoh, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) yang memiliki program mentoring bagi mahasiswa dan alumni muda yang ingin berkarier di berbagai sektor. Mereka memiliki sistem kaderisasi yang tetap terjaga, di mana alumni tetap mendapatkan pembinaan dan dukungan untuk berkembang dalam berbagai bidang. Jika IKA PMII ingin lebih berdampak, maka harus ada sistem kaderisasi alumni yang berkelanjutan, baik dalam ranah kepemimpinan, profesionalisme, maupun wirausaha.
3. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Alumni
IKA PMII harus menjadi katalisator dalam menciptakan kemandirian ekonomi anggotanya. Perlu ada sinergi antar-alumni dalam membangun ekosistem ekonomi berbasis jejaring, baik dalam bentuk koperasi alumni, investasi bersama, maupun platform bisnis yang saling mendukung. Tanpa basis ekonomi yang kuat, alumni PMII hanya akan menjadi objek dalam percaturan politik dan ekonomi, bukan subjek yang berperan aktif.
Sebagai perbandingan, Ikatan Alumni ITB (IA ITB) misalnya, yang memiliki berbagai program untuk mendukung alumni dalam membangun startup dan ekosistem bisnis berbasis teknologi. IKA PMII perlu belajar dari model-model ini agar bisa menciptakan sistem ekonomi yang dapat menopang kemandirian anggotanya.
4. Mengoptimalkan Peran di Ranah Kebijakan Publik
Banyak alumni PMII yang saat ini menduduki posisi strategis di pemerintahan, legislatif, maupun sektor lainnya. Namun, tanpa orkestrasi yang jelas, mereka akan bergerak sendiri-sendiri tanpa sinergi yang berarti. IKA PMII harus mampu menjadi think-tank yang mengawal kebijakan publik dengan perspektif keislaman yang berhaluan ahl as-sunnah wa al-jama'ah dan kebangsaan yang inklusif, serta memperjuangkan kepentingan rakyat dengan pendekatan yang lebih sistematis dan berkelanjutan.
Perlunya IKA PMII sebagai wadah bagi alumni dalam merumuskan kebijakan dan advokasi di berbagai bidang. Demikian pula, KAGAMA dan ILUNI UI juga sering kali mengeluarkan kajian strategis yang memberikan rekomendasi kebijakan berbasis riset. IKA PMII perlu mengembangkan sistem yang serupa agar peran alumninya dalam kebijakan publik menjadi lebih signifikan dan berdampak.
5. Memperkuat Soliditas dan Konsolidasi Nasional
Banyaknya faksi di dalam IKA PMII seringkali menjadi hambatan dalam membangun gerakan yang solid. Perbedaan politik dan kepentingan harus dikelola dengan bijak agar tidak menjadi sumber perpecahan. IKA PMII harus menjadi wadah yang mempersatukan, bukan yang memperuncing perbedaan di antara para alumninya.
IKA PMII harus mampu mengelola perbedaan dengan tetap berfokus pada kepentingan profesionalisme anggotanya. Begitu pula dengan tetap menjaga soliditas alumni dari berbagai latar belakang politik dengan menekankan kontribusi konkret bagi masyarakat. Jika IKA PMII ingin tetap relevan, maka harus ada mekanisme yang kuat dalam menjaga harmoni di antara para anggotanya.
Kesimpulan
IKA PMII memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan yang signifikan dalam membangun bangsa. Namun, tanpa reorientasi dan redesain yang jelas, ia hanya akan menjadi organisasi yang gagap, tidak memiliki arah, dan hanya muncul dalam momentum-momentum politik tertentu.
Perbandingan dengan organisasi alumni lain menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah wadah alumni tidak hanya ditentukan oleh besarnya jumlah anggota, tetapi juga oleh efektivitas dalam membangun sistem kaderisasi, kemandirian ekonomi, peran dalam kebijakan publik, serta soliditas internal.
Munas kali ini harus menjadi titik balik bagi IKA PMII untuk kembali ke khitahnya: menjadi kekuatan intelektual dan sosial yang berorientasi pada kemaslahatan umat dan bangsa. Jika tidak, maka IKA PMII hanya akan menjadi sekadar nama, tanpa makna dan dampak yang nyata.
*Ketua IKA PMII Kota Tangerang
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Menhub Dudy Lantik Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii
-
Hasil Undian 16 Besar Liga Champions: PSG vs Liverpool Hingga Derby Madrid
-
Bapenda Tangerang Pasang Stiker Peringatan Bagi Penunggak Pajak
-
Pemerintah Upayakan Pemulangan 270 WNI dari Myanmar
-
Wabup Tangerang Intan Dukung Penuh Program MBG Prabowo Subianto