Lomba Cerpen Santri 2018

Dia yang Berpeci atau Bertopi

| Senin, 05/11/2018 23:38 WIB
Dia yang Berpeci atau Bertopi Dok Radarbangsa

Oleh: Tazkiyah Nur Asyifa

Hanya seoramg santriwati-

Aku hanya seorang santriwati

Mengharap ridho illahi

Setitik rindu dari santriwati

Teruntuk cinta yang suci

RADARBANGSA.COM - Derap langkah berlomba-lomba saling bersaing menuju tempat banyak orang bertapak kaki diatas bumi yang baru bagi kami,Jenjang baru bagi kami berevolusi dari rok biru donker menuju putih abu-abu.

DIA,,,,tak sengaja pandangan kami bertemu,ya Allah jagalah hati ini dari laknat akibat maksiat yang kutahu. Ya, masa putih abu-abu bahkan diriku masih tak percaya perasaanku masih maemakai rok merah dengan gaya kuncir dua di masa penuh haru bahagia. Memang waktu berjalan begitu cepat tak pernah baik hati sebentar untuk menunggu, itulah waktu kejam tajam seperti pedang tentang bagaimana kita memanfaatkannya. Masa putih abu-abu adalah masa yang indah menikmati masa muda, bergembira di mabuk cita bagi mereka, masa semu, samar yang akan menentukan masa depan menggapai mimpi, membahagiakan orang tua yang berdoa dan berjuang senuh hati. Kini harus kami laewati hari-hari penuh mengharap ridho illahi, mencari kemanfaatan diri di penjara suci

Pagi ini masih sunyi, terbangun dari lelapnya tidur diatas matras yang sederhana, suara teriakan para pembimbing yang menggaum–gaum ke seantero komplek berpadu dengan berisik suara pukulan macam-macam benda mulai dari pintu, gayung, ember, bahkan jika kami tak bangun maka yang terjadi adalah banjir dadakan akibat guyuran air seember.Adzan tahajud berkumandang merdu,pukul tiga pagi kami sudah rapi berjajar untuk bersiap shalat tahajud. Pertama antri sepagi ini dilakukan dengan berat hati, mata yang masih menyipit lenkrt oleh lem alam,lagi-lagi harus mengelus dada dalam mengantri mandi.

Mengadahkan tangan memanjatkan doa seusai rutinitas tahajud pagi[ya Allah mengapa wajah selalu terbayang dalam pikiran, inikah rindu, salam al-fatihah untukmu asmara yang terhalang dinding asrama].Memurajaah hafalan[mengulang hafalan] setelah menghafalnya. ’’tahfidz itu bukan sekar menghafal tapi kita juga harus bisa menjaganya,karena hafadza artinya menjaga lafadznya mengamalkan isi dan mentadaburi setiap ayat setelah membaca agar kita mendapat syafaatnya’’ucap Nyai kami.Kata-kata itu selalu tertancap dalam hati,secara bergiliran mandiri per halaman setiap orang tanpa memandang mushaf al-quran,dengan begitu akan benar-benar terjaga. SANTRI adalah kepanjangan dari ‘’tiyasa ngantri’’/terbiasa mengantri dalam segala hal mulai dari mandi,mencuci,makan,mengaji terkadang beberapa tugas sekolah pun antri satu sama lain.Qobliyah subuh sebelum shalat subuh berjamaah walaupun berat hanya dua rakaat demi memperoleh keutamaan yang lebih baik dari dunia dan seisinya kami lakukan.

Baca selengkapnya di sini

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait