Dedi Mulyadi: Sudut Pandang Kebijakan FDS Terlalu Sempit

| Selasa, 08/08/2017 07:58 WIB
Dedi Mulyadi: Sudut Pandang Kebijakan FDS Terlalu Sempit
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Penolakan terhadap kebijakan fullday school (FDS) atau sekolah 5 hari yang digelorakan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Efendi terus disuarakan berbagai macam pihak. Tak hanya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan juga PBNU, sejumlah tokoh daerah pun angkat bicara soal kebijakan yang dinilai dapat mematikan budaya dan karakter pendidikan bangsa yang selama ini diterapkan. "Sering sekali kita memandang pendidikan dari satu sudut pandang kacamata, yaitu kacamata orang Jakarta kacamata orang sibuk, tidak pernah melihat pendidikan dari wilayah yang sangat luas yang harus diinternalisasi dan mengaktualisasikan lingkungannya," kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi disalah satu stasiun TV swasta. Menurut Kang Dedi, demikian ia biasa disapa, sistem pendidikan itu harus melahirkan manusia yang memiliki daya dukung terhadap pertumbuhan dan kualitas lingkungan, bukan sebaliknya pendidikan justru merusak lingkungan. "Sehingga FDS sudut pandangnya yang mana dulu deh, misalnya sekolah yang mana dulu, tentu sekolahnya harus memiliki kelengkapan yang cukup, ruang olahraganya baik, ruang keseniannya cukup, dan ruang perpustakaanya memadai," imbuhnya. Karena itu, pemerintah tak boleh memberi pemahaman dan kesan yang dapat memantik ketakutan anak didik dalam dunia pendidikan. Semisal, jika FDS diterapkan, maka secara otomatis anak didik bakal dijejali buku tanpa dibarengi dengan fasilitas tambahan yang memadai. "Kalau disekolah bisa bermusik, kesenian, paskibra, pramuka yang membuat anak betah di sekolah, sehingga ketika ditanya tempat mana yang disukai adalah sekolah, itu oke kalau begitu," tukasnya. AZ
Tags :