Kiai Moqsith Ghazali: MKK Sarana Lahirkan Generasi Penerus Ulama

| Kamis, 20/07/2017 14:41 WIB
Kiai Moqsith Ghazali: MKK Sarana Lahirkan Generasi Penerus Ulama
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang diselenggarakan oleh DKN Garda Bangsa, sekarang tengah menyiapkan babak final tanggal 21-22 Juli 2017. Final tersebut bakal digelar di Graha Gus Dur Kantor DPP PKB, Jl Raden Saleh No 9, Jakarta Pusat. Babak final ini diselenggarakan, setelah melakukan babak penyisihan ditingkat Kabupaten/Kota se Indoensia yang diikuti oleh 2000 santri putra-putri dan semifinal ditingkat Provinsi. Salah satu juri nasional kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam Ghazali dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, KH. Abdul Moqsith Ghazali sangat mengapresiasi penyelenggaraan MKK untuk kedua kalinya yang diselenggarakan oleh DKN Garda Bangsa ini. “Dengan MKK ini kita berharap akan tumbuh para ulama yang memiliki pengetahuan ilmu-ilmu keislaman yang mendalam. Mereka yang mampu menggali ilmu Islam langsung dari sumber-sumber utama. Sebab, mereka telah memiliki kemampuan gramatika bahasa di atas rata-rata,” ujar Kyai Moqsith, Kamis 20 Juli 2017. Tak seperti MKK tahun lalu yang hanya memperlombakan satu kitab yaitu kitab Ihya' Ulumiddin, MKK tahun 2017 ini memperlombakan empat kitab sekaligus, yaitu Ihya' Ulumiddin dan Alfiyah Ibnu Malik untuk kategori Ulya, Fathul Qarib dan Nadham Imrithi untuk kategori Ula. Oleh karena itu, lanjut kyai Moqsith yang juga Dewan Pengasuh PP. Zainul Huda Arjasa Sumenep, di tengah kecenderungan sebagian orang yang ingin belajar Islam secara instan tanpa kerja keras, maka upaya-upaya akademis seperti MKK ini mesti disambut baik. “Sekiranya MKK ini terselenggara secara kontinyu dan istiqomah, maka dua hingga tiga puluh tahun ke depan Indonesia bukan hanya akan swasembada ulama laki-laki melainkan juga akan surplus ulama perempuan," kata Kyai Moqsith yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelaran MKK ini merupakan uoaya PKB memperkuat khazanah kaum santri untuk kebangkitan bangsa. Belajar kitab kuning untuk menguatkan nilai-nilai jati diri bangsa untuk menjaga Islam Aswaja dari gempuran gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang mengancam terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “MKK ini wajib di jaga dan dilestarikan sebagai tradisi intelektual pondok pesantren dalam rangka mengembangkan Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah,” kata Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun A Syamsurijal di Jakarta, kemarin. Untuk diketahui, final MKK kali ini akan diikuti 200 peserta santri putra-putri dari pondok pesantren seluruh Indonesia. 200 peserta ini meruoakan santti terpilih dan juara 1 dari varian kitab yang dilombakan di provinsi masing-masing. Eksistensi santri yang bisa membaca kitab kuning adalah karena adanya pondok pesantren dan madrasah diniyah. Di lembaga inilah, santri bisa belajar membaca dan memahami serta mempraktekkan dalam aktivitas sehari-hari untuk menguatkan pendidikan karakter dan jati diri bangsa. AZ
Tags :