Efisiensi Anggaran, Komisi X Minta Prabowo Tak Pangkas Beasiswa Pendidikan
![Efisiensi Anggaran, Komisi X Minta Prabowo Tak Pangkas Beasiswa Pendidikan](https://www.radarbangsa.com/images/posts/1/2025/2025-02-13/86f9a2af654565cdc1e0fe17258deb7c_1.jpeg)
RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani berkomitmen mengawal efisiensi anggaran pendidikan. Dia meminta Presiden Prabowo Subianto tak memangkas anggaran beasiswa, sehingga tidak menganggu keberlangsungan pendidikan para mahasiswa.
Lalu Ari, sapaan akrab Lalu Hadrian Irfani mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dalam membahas efisiensi anggaran pendidikan tinggi.
"Khususnya terkait bantuan sosial pendidikan atau beasiswa. Anggaran beasiswa ini sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan para mahasiswa," terang Lalu Ari dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).
Legislator asal Dapil NTB II itu mengatakan, ada dua jenis belanja sosial pendidikan, yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan beasiswa pendidikan. Menurut dia, KIP Kuliah tidak terkena efisiensi anggaran. Anggaran KIP Kuliah yang disiapkan sebesar Rp 14,69 triliun.
"KIP Kuliah tidak terkena efisiensi. Salah kalau ada yang memberitakan bahwa KIP Kuliah terdampak penghematan. Sekali lagi saya sampaikan bahwa KIP Kuliah aman, tidak terkena efisiensi," tegas Lalu Ari.
Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), itu menyatakan, KIP Kuliah merupakan program prioritas dan unggulan Presiden Prabowo Subianto, sehingga tidak menjadi bagian efisiensi anggaran. KIP Kuliah sangat penting bagi para mahasiswa.
"KIP Kuliah sudah menjadi kebutuhan dasar bagi mahasiswa dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi. Jika terkena efisiensi, maka akan banyak mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan kuliah," urainya.
Lalu Ari mengatakan, yang terkena efisiensi adalah beasiswa pendidikan. Ada banyak jenis beasiswa yang terdampak penghematan anggaran. Yaitu, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Rp 19,4 miliar dari pagu awal Rp194,7 miliar, dan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Rp 21 miliar dari pagu Rp213,7 miliar,
Kemudian Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Rp 21,33 miliar dari pagu anggaran Rp 85,3 miliar, dan beasiswa dosen dan tenaga pendidik dalam dan luar negeri Rp 59,2 miliar dari pagu awal Rp 236,8 triliun.
"Mahasiswa di luar negeri akan sulit melanjutkan studi, kalau anggaran beasiswa dipangkas. Mereka bisa terlunta-lunta di luar negeri," ucapnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10