Menlu Sebut Diplomasi Berperan Penting Bentuk Masa Depan Berkelanjutan

| Jum'at, 06/09/2024 20:46 WIB
Menlu Sebut Diplomasi Berperan Penting Bentuk Masa Depan Berkelanjutan Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri RI). (Foto: twitter @Menlu_RI)

RADARBANGSA.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa diplomasi memainkan peran yang lebih penting dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan seiring dengan perubahan energi global.

"Itulah sebabnya, melalui diplomasi, Indonesia mendorong upaya berkelanjutan dan kolaboratif untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) sekaligus untuk mengimplementasikan Perjanjian Paris," kata Retno pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Jumat, 6 September 2024.

Menurut Retno, Indonesia meyakini bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan kunci menuju kemakmuran di masa depan. Namun, katanya, progres SDGs masih jauh dari jalurnya hingga pertengahan 2030 dan tingkat investasi transisi energi saat ini belum cukup memadai untuk menempatkan dunia pada jalur menuju nol emisi bersih pada pertengahan abad. 

Menlu mengaku ingin menyoroti tiga poin yang harus dikejar. Poin pertama, investasi dan mengembangkan ekonomi hijau yang tentunya membutuhkan dukungan teknologi dan finansial yang signifikan.

Poin kedua, memanfaatkan potensi besar ekonomi biru, yang menurutnya mampu menghasilkan lebih dari 1,5 triliun dolar AS dan sekitar 30 juta pekerjaan setiap tahunnya.

"Untuk membuka potensi Ekonomi biru, Indonesia telah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru 2023-2045 yang bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor utama seperti industri akuakultur dan industri hilir perikanan guna memastikan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan konservasi laut," tuturnya.

Poin ketiga, yakni berfokus pada penyerapan karbon. "Banyak yang berbicara tentang pengurangan emisi dan terkadang melupakan pentingnya penyerapan emisi".

Sebagai negara hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menyerap emisi dalam jumlah besar. Dengan tingkat deforestasi terendah dalam 20 tahun, diyakini bahwa Indonesia berada di jalur yang benar.

Indonesia juga telah mengadopsi strategi jangka panjang untuk ketahanan iklim dan karbon rendah 2050 serta peta jalan untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat. 

"Mari kita perkuat kolaborasi kita untuk memetakan masa depan yang berkelanjutan. Yakinlah, Indonesia tidak suka berbasa-basi. Kami tetap berkomitmen kuat untuk memenuhi komitmen kami," tandasnya. 

Tags : Menlu RI , Diplomasi , Indonesia , ISF