AS Hikam: PBNU dan PKB Terpisah dan Tidak Bisa Disatukan
RADARBANGSA.COM - Pakar politik senior Muhammad AS Hikam angkat suara melihat polemik yang melibatkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menurut Hikam, PBNU dan PKB adalah dua organisasi berbeda dan tidak bisa disatukan.
“Ya keduanya terpisah tidak bisa disatukan, tetapi seperti yang saya bilang di awal tadi, dua-duanya itu mempunyai kaitan historis,” ujarnya usai acara seminar nasional bertemakan "Penerapan Khittah NU dalam Politik Kebangsaan" di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi itu menambahkan, PKB dan PBNU memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Ia mengibaratkan kedua organisasi sebagai dua rel kereta api yang tidak bisa disatukan. “PBNU maupun PKB sudah jelas posisi masing-masing. Ibarat kereta itu jalannya ada dua, tidak bisa satu aja. Tapi, dua-duanya mempunyai kaitan historis,” ungkapnya.
Hikam berujar, PKB memang didirikan oleh PBNU dan diresmikan oleh tim yang dibuat oleh PBNU pada 1998 silam. Meskipun begitu, baik PBNU dan PKB memiliki jalannya masing-masing. PBNU kekuatan dari ormas Islam yang terbesar di Indonesia.
“Ormas Islam itu adalah bagian dari masyarakat sipil Indonesia,” pungkas Hikam.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Wakil KBRI Beijing, Parulian: Tiongkok Patut Jadi Rujukan Soal Keberhasilan Membangun Desa
-
Menparekraf RI Tawarkan Solusi Atasi Kemacetan parah di Puncak
-
China Open 2024: Fikri/Daniel ke Semifinal Usai Pulangkan Pasangan Denmark
-
KPU RI Tak Fasilitasi Kampanye Kotak Kosong di Pilkada 2024
-
13 Kades Terbang ke Tiongkok, Belajar Pembangunan Desa