Komisi X: Indonesia Darurat Gedung Sekolah Rusak
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Kasus ambruknya Gedung sekolah di tanah air kembali terjadi. Komisi X DPR RI pun menilai Indonesia kini masuk kondisi darurat Gedung sekolah rusak.
Kejadian ambruknya Gedung sekolah terbaru menimpa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Miri, Sragen, Jawa Tengah. Sebanyak 22 siswa yang sedang berteduh karena hujan dan angin kencang di bangunan tersebut menjadi korban.
Hingga berita ini ditulis, sebanyak 17 siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dua minggu sebelumnya atap sekolah dasar negeri (SDN) Gentong di Pasuruan, Jawa Timur juga ambruk. Akibatnya satu siswa, satu guru, meninggal dunia serta belasan siswa mengalami luka-luka. Kejadian kebakaran juga melanda SMK Yadika 6 Bekasi beberapa hari lalu. Diduga peristiwa yang menyebabkan 14 siswa patah tulang akibat lompat dari ketinggian untuk menghindari api tersebut dipicu konsleting listrik di laboratorium komputer.
“Kami menilai Indonesia masuk kondisi darurat Gedung sekolah rusak, karena dalam waktu yang tidak berselang lama sekolah-sekolah banyak yang ambruk dan meminta korban,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 21 November 2019 pagi.
Dia menjelaskan, dari informasi di lapangan aula SMKN Giri Sragen termasuk bangunan baru. Aula tersebut dibangun pada 2015. Kondisi yang sama juga terjadi di SDN Gentong Pasuruan di mana atap yang ambruk dibangun pada 2016. Tapi pada kenyataannya, bangunan-bangunan yang dibangun dengan uang negara tersebut terkesan rapuh, sehingga meminta banyak korban.
“Kami mempertanyakan bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan gedung-gedung sekolah yang dibangun dengan uang rakyat tapi hasilnya justru membahayakan peserta belajar-mengajar,” katanya.
Huda mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalukan sensus nasional Gedung sekolah terkait kualitas dan keamanan bangunan. Jangan sampai ambruknya bangunan sekolah kembali terjadi. Apalagi saat ini akan memasuki musim penghujan di mana potensi bencana akibat tanah longsor, banjir, hingga angin puting beliung kerap terjadi.
“Kami meminta ada sensus nasional Gedung sekolah di tanah air. Jangan sampai kembali jatuh korban,” tukasnya.
Politisi PKB ini mengungkapkan kondisi darurat Gedung sekolah di Indonesia juga tidak terlepas dari fakta bahwa saat ini ada sekitar 283.000 ruang sekolah kondisi rusak. Sebanyak 74.000 ruang kelas rusak total, 78.000 ruang kelas rusak berat, dan sisanya rusak sedang. Di sisi lain, kemampuan pemerintah dalam melakukan renovasi bangunan sekolah yang rusak tersebut hanya sampai pada batas 25.000 per tahun.
“Jadi perlu waktu sekitar 5-10 tahun lagi perbaikan ruang sekolah yang rusak berat tersebut jika proses perbaikan dilakukan secara normal,” katanya.
Kondisi ini, lanjut Huda, tidak bisa dibiarkan. Menurutnya dengan fokus pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintah harusnya memberikan investasi besar di bidang Pendidikan. Kondisi rusaknya ruang sekolah harus menjadi perhatian lebih dari pemerintah.
“Jika perlu dalam jangka pendek ini kerahkan semua sumber daya untuk memperbaiki 152.000 ruang sekolah yang rusak berat dan rusak total itu,” tandasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Komisi VII DPR RI Serukan Sinergi Pemberdayaan Perempuan dan Dukungan UMKM
-
KAI Catat Penjualan Tiket Kereta Api Periode Nataru Capai 1,9 Juta
-
Cucun Apresiasi KH. Imam Jazuli Sukses Terapkan Role Model Pesantren Inovatif
-
Hari Ibu, Ninik Ingatkan Pemerintah Jamin Hak Kesehatan Perempuan dan Anak
-
Refleksi Natal dan Tahun Baru, Rusdi Kirana Berikan Motivasi Anak-anak Panti Asuhan