Tommy Kurniawan Minta BI Operasi Uang Palsu yang Tersebar di Masyarakat
RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi XI Fraksi PKB DPR RI Tommy Kurniawan terus menyoroti kasus sindikat uang palsu yang beroperasi di kampus UIN Alauddin Makassar. Dia meminta Bank Indonesia (BI) melakukan operasi uang palsu yang sudah banyak beredar di masyarakat.
Menurut Tomkur, sapaan akrab Tommy Kurniawan, kasus uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar itu menjadi masalah yang sangat serius. Sebab, pabrik uang palsu itu sudah beroperasi sejak 14 tahun lalu.
"Sudah cukup lama pabrik itu beroperasi. Berarti uang palsu sudah beredar luas di masyarakat," terang Tomkur.
Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat V itu mengatakan, BI harus bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk melacak ke mana saja uang beredar. Daerah mana saja yang selama ini menerima uang palsu.
"Dari hasil pemeriksaan, para tersangka mungkin sudah menyebut lokasi peredaran uang palsu," beber Tomkur.
Data dari polisi bisa digunakan BI untuk melakukan penelusuran dan operasi uang palsu. Melihat lamanya pabrik uang palsu beroperasi, tidak menutup kemungkinan uang palsu tersebut banyak digunakan masyarakat bertransaksi.
"Tidak semua masyarakat mengetahui uang palsu. Mereka mungkin tidak mengeceknya, sehingga tidak mengetahui bahwa uang yang mereka gunakan adalah uang palsu. Saya minta Bank Indonesia operasi di beberapa daerah untuk melacak peredaran uang palsu," ungkap politisi yang berlatar belakang artis itu.
Ketua Umum DKN Garda Bangsa itu menegaskan, peredaran uang palsu itu pasti melibatkan banyak jaringan. Mereka mungkin memiliki jaringan di daerah-daerah.
"Jaringannya jelas sangat luas. Ini yang harus ditelusuri dan diusut tuntas. Yang paling dirugikan adalah masyarakat," terang Tomkur.
BI juga harus gencar melakukan kampanye tentang uang palsu, sehingga masyarakat semakin paham terkait perbedaan antara uang asli dan uang palsu. BI kembali menyosialisasikan cara mengetahui pulsa dengan 3D, dilihat, diraba, dan diterawang.
Selain itu, BI juga perlu melakukan sosialisasi terkait surat berharga negara (SBN), sehingga masyarakat tidak menjadi korban. Masyarakat diharapkan bisa membedakan SBN yang asli dan yang palsu
Seperti diberitakan, kasus itu menyerat banyak pihak. Sudah 17 orang yang diamankan. Para pelaku bukan sembarang orang. Salah satunya kepala perpustakaan kampus yang bergelar doktor.
Tidak hanya itu, ada juga ASN Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Dan yang lebih mengagetkan lagi ada dua karyawan bank BUMN yang ikut diamankan.
Barang bukti yang disita polisi bernilai ratusan triliun. Mesin pencetak uang palsu juga didatangkan langsung dari China yang bernilai Rp 600 juta.
Ada juga surat berharga negara (SBN) dan sertifikat deposit Bank Indonesia (BI). Kedua barang bukti ini bernilai ratusan triliun rupiah. Selanjutnya, ada satu lembar kertas foto kopi sertifikat of deposit BI nilainya Rp 45 triliun. Juga ada kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp 700 triliun.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Jelang Bursa Transfer Musim Dingin, Manchester City Siapkan Langkah Terbaik
-
Kapolri Minta Jajaran Perbanyak Patroli Antisipasi Pemalakan di Jalur Wisata
-
MotoGP: Fabio Quartararo Tegaskan Peningkatan Teknis Harus Seiring dengan Perubahan Mentalitas
-
Menteri Agama Tegaskan Biaya Haji Lebih Murah Tak Turunkan Kualitas Pelayanan
-
ASDP: 1.400 unit Kendaraan Menyeberang Menuju Pulau Samosir