Perusahaan Besar akan IPO Pasca Pemilu Februari 2024

RADARBANGSA.COM - Presiden Direktur BNI Sekuritas Agung Prabowo mengatakan, akan lebih banyak emiten dari sektor ritel dan konsumer yang akan masuk ke pasar pada tahun 2024, dengan didukung oleh pemulihan permintaan.

Kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini, menurutnya, juga membuka peluang bagi perusahaan yang terkait dengan energi terbarukan dan rantai pasok kendaraan listrik untuk menggalang dana di dalam negeri.

Melansir laman Bloomberg, perusahaan pertambangan dan energi terbarukan menyumbang sebagian besar dari USD3,5 miliar dana yang terkumpul dari penjualan saham baru di Indonesia pada tahun ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penggalangan dana yang lebih konservatif sebesar Rp175 triliun (USD11,2 miliar) hingga Rp200 triliun untuk tahun depan, karena prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Meskipun "trajektori pasar modal tahun depan tidak dapat dipungkiri akan bergantung pada hasil pemilihan umum yang akan datang," infrastruktur Indonesia dan pergeseran global ke arah energi terbarukan dan kendaraan listrik, "telah mendorong banyak perusahaan yang bergerak di bidang-bidang tersebut untuk secara aktif mencari pendanaan yang tepat waktu," kata Agung seperti dikutip Bloomberg, Selasa 12 Desember 2023.

Lebih dari 200 juta orang diperkirakan akan memberikan suara mereka pada Pemilihan Presiden tanggal 14 Februari. Deklarasi resmi presiden terpilih dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Maret, tapi jika tidak ada pasangan yang mendapatkan lebih dari 50% suara, Pilpres kedua akan diadakan pada bulan Juni.

"Meskipun kami berharap pemilu Indonesia berjalan lancar dan tidak memecah belah, kami percaya bahwa transaksi-transaksi berukuran menengah-besar baru akan terjadi setelah pemilu di bulan Februari dan dari bukti-bukti kesinambungan kebijakan," ujar Mohit Mirpuri, mitra senior di SGMC Capital Pte Ltd., Singapura, yang banyak berinvestasi di IPO-IPO di Indonesia.