Tapering Fed Sesuai Ekspektasi, Rupiah Tertekan Lagi
RADARBANGSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan melemah lagi hari ini, setelah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), dini hari tadi memutuskan melakukan tapering (pengurangan pembelian obligasi) mulai bulan ini sebesar USD15 miliar per bulan.
Mengutip data Bloomberg, Kamis 4 November pukul 09.20 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.346 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 33 poin atau 0,23% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Rabu sore di level Rp14.313 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melanjutkan pelemahannya hari ini.
"Keputusan The Fed untuk melakukan tapering di November sebesar USD15 miliar sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan inflasi menjadi kekhawatiran terbesar The Fed," kata Ariston dalam keterangan tertulis, pagi ini.
Tapering tak serta merta diikuti kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR). The Fed masih akan memonitor situasi ketenagakerjaan AS ke depan yang belum pulih benar untuk menaikan suku bunga tersebut. Jadi selanjutnya data tenaga kerja AS bisa menjadi penggerak utama nilai tukar dollar AS.
"Keputusan tapering ini telah mendorong naik yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah kembali ke area 1,60%. Dolar AS berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan potensi pelemahan ke kisaran Rp14.330 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.280 per dolar AS.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Hasil India Open 2025: Jonatan Christie Melangkah ke 16 Besar Usai Kalahkan Wakil Taiwan
-
Mentan Pastikan Distribusi Pupuk Petani se-Indonesia Berjalan Lancar
-
Tingkatkan Pelayanan, Pemerintah Siap Luncurkan Progam Quick Win di RSUD
-
Wakil Ketua DPR RI Minta Kemendikdasmen Inventarisasi Infrastruktur Sekolah di Tanah Air
-
BPS Catat Ekspor RI ke Negara BRICS Capai 84,37 Miliar Dolar AS Tahun 2024