Produksi Kedelai di Tahun 2020 Alami Defisit

| Jum'at, 08/01/2021 12:34 WIB
Produksi Kedelai di Tahun 2020 Alami Defisit Harga Kedelai Naik Melejit (Foto: Times Indonesia)

RADARBANGSA.COM - Pemerintah provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mengatakan jika produks kedelai Jawa Timur selama tahun 2020 mengalami defisit.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan menyebut jika total produksi dalam negeri hanya mencapai 57.235 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi kedelai negeri mencapai 447.912 ton.

“Sehingga terdapat defisit 390.677 ton yang harus dipenuhi melalui impor,” ungkap Drajat dalam rilis Kominfo, Jumat 8 Januari 2020.

Drajat melanjutkan, berdasarkan data dari BPS Jatim, dari Januari-Oktober 2020 impor kedelai tercatat mengalami penurunan sebesar 10,31 persen dibanding periode yang sama di tahun 2019.

Sementara itu, jumlah panen kedelai pada 3 bulan terakhir juga mengalami penurunan yaitu di Bulan Oktober sebesar 10.909 ton, Bulan November 10.681 ton, dan di Bulan Desember sebesar 6.059 ton.

Sementara di Kota Malang, menurut dari 600 pengrajin tempe, diperoleh informasi bahwa harga kedelai mengalami kenaikan dan mulai jarang tersedia.

“Namun meskipun mahal, menurut penuturan pengrajin yang ada di sentra industri tempe Sanan, mereka tetap melakukan produksi dengan penurunan sekitar 20 persen,” jelas Drajat.

Sementara itu, di sentra industri tahu yang berada di Sidoarjo, juga terjadi kenaikan harga kedelai impor, namun produksi tahu tetap berjalan dengan menurunkan volume produksi.

Survei juga dilakukan ke IKM Tempe di Kecamatan Tenggilis Surabaya, dimana harga kedelai saat ini sebesar Rp. 9.100/kg namun produksi tetap dilakukan dengan menaikkan harga.

Ke depan, Drajat mengatakan pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan stakeholder. Ini dilakukan agar kebutuhan kedelai lokal bisa tetap dapat disupply dengan menyediakan harga yang terjangkau.

Tags : Kedelai mahal , kebutuhan kedelai

Berita Terkait