Ekspor Coconut Charcoal Meningkat di Tengah Penyebaran Covid-19

| Jum'at, 10/04/2020 12:47 WIB
Ekspor Coconut Charcoal Meningkat di Tengah Penyebaran Covid-19 Ekspor Arang Aktif Meningkat 3 Kali Lipat (Foto: Kementan)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Di tengah pandemi Covid-19, produk turunan kelapa yaitu coconut charcoal, mengalami peningkatan ekspor sebanyak 3 kali lipat hingga tahun 2024.

“Coconut charcoal banyak dimanfaatkan selain untuk bahan obat dan farmasi, juga digunakan sebagai bahan bakar shisha/hookah atau rokok arab di Kawasan timur tengah, sedangkan di Kawasan Eropa digunakan sebagai bahan bakar BBQ/ barbaque,” kata Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono Jumat 10 April 2020.

Kasdi menambahkan, Potensi kelapa Indonesia sebagai produsen nomer 1 dunia perlu dimanfaatkan dengan memperkuat hilirisasi dalam menghasilkan produk-produk turunan kelapa yang dapat memberikan nilai tambah langsung ke petani serta memperluas akses pasarnya. 

Sebagaimana data BPS yang diolah Ditjen. Perkebunan tahun 2019 bahwa ekspor arang kelapa Indonesia termasuk didalamnya coconut charcoal sebesar 188,05 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD 145,09 juta.

“Produk arang kelapa Indonesia paling banyak diekspor ke negara China, Brazil, Jerman, Lebanon, Malaysia, Belanda, Rusia, Saudi Arabia, Srilangka dan Vietnam,” tambahnya.

PT. Tom Cococha Indonesia, salah satu industri pengolahan coconut charcoal di Tujurhalang, Bogor, pada bulan Maret ini hingga April 2020 juga dikabarkan tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar Eropa dan Timur Tengah. 

Saat ini menurut Asep Jembar Mulyana, Direktur Utama PT. Tom Cococha Indonesia, supply bahan baku masih lancar dan sebagian besar didapat dari petani kelapa di daerah Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

“Bahan baku terus dikirim dengan jumlah 2-3 truk per hari untuk memenuhi order ekspor beberapa bulan kedepan. Sejauh ini volume ekspor mencapai 500 ton/bulan dan akan ditingkatkan menjadi 1.000 ton/ bulan”, katanya. 

Selanjutnya, diketahui dari Asep Jembar, bahwa pada tanggal 6 April 2020 dilakukan stuffing container ekspor ke Belgia dengan volume 18 ton, tanggal 7 April 2020 dilakukan stuffing untuk pasar ekspor Irak dan sejumlah negara di Eropa dengan volume sebesar 45 ton, sedangkan pada tanggal 8 April 2020 dilakukan stuffing container ekspor ke Valencia, Spanyol sebesar 18 ton.

“Kebutuhan arang kelapa atau briket sangat prospektif dan berpotensi dilakukannya perluasan pasar, karena sampai saat ini produk briket dunia terutama BBQ masih dikuasai arang kayu, dan negara-negara maju yang merupakan konsumen terbesar akan produk ini sadar betul berapa besar kerusakan hutan atau pohon-pohon yang ditebang untuk keperluan arang briket. Sehingga kedepan, potensi Coconut Charcoal ini dapat menjadi produk substitusi dari arang kayu yang dimana tidak merusak alam dan aman lingkungan,” kata Kasdi.

Tags : Covid-19 , Arang , Ekspor

Berita Terkait