Lomba Cerpen Santri 2018

Makan Bersama-sama

| Selasa, 06/11/2018 19:29 WIB
Makan Bersama-sama Dok Radarbangsa
Oleh: Shobiha

RADARBANGSA.COM - Impian Anindita Maheswari hanya satu, mendapatkan restu dari Sekar dan Dito selaku kedua orang tua kandungnya untuk masuk ke sebuah pesantren, segala cara akan Anindita lakukan jika itu membuahkan hasil yang memuaskan. Karena usaha tak akan mengkhianati hasil bukan.
 
Sudah sejam ia merengek sambil menarik-narik baju umi dan abinya untuk mendapatkan restu. Tapi tetap saja umi dan abinya berpura-pura fokus menonton televisi.

"Seterah umi dan abi sajalah aku capek. Aku heran sama kalian, dimana-mana itu orang tua pasti mengizinkan dan mendukung anaknya untuk masuk pesantren, agar ilmu agamanya makin membaik. Tapi kalian?..." ujar Anindita lelah merengek-rengek seperti anak kecil. "Selalu bersikeras melarang aku untuk pesantren, jika memang kalian tak sanggup membiayaiku di pesantren, aku bisa membayarnya!" Lanjut Anindita sambil berlari kearah kamar yang berada dilantai dua.

Brakkk

Suara dentuman pintu yang sangat keras membuat kedua paruh baya terperanjat dan menatap sendu pintu yang berwarna biru yang bertuliskan "ANIN`S ROOM, ONLY WOMEN CAN ENTER THE ROOM!"

"Apa kita izinkan saja Anin untuk pesantren, yah? Kasian dia, kepingin banget masuk pesantren." ucap Sekar sambil mengarahkan remote kearah televisi dan memencet tombol off.

"Hufttt sebenarnya ayah nggak rela, niggalin Anin di pesantren mi. Kamu tau sendiri, mi. Bahwa Anin adalah anak kita satu-satunya, aku ngga mau jauh dari anak aku." Balas Dito serak karena menahan air mata, Sekar yang melihat itu hanya bisa mengusap bahu suaminya itu.

Sekar mengerti bahwa Suaminya khawatir kepada anak semata wayangnya itu, mungkin karena takut kondisi Anin akan tak terkontrol disana. Tentu saja disana tidak akan ada yang memperhatikan asupan gizi Anin.

"Yah, kamu pernah merasakan berada di posisi Anin bukan? Saat kamu sangat ingin masuk sekolah yang berada di LA, orang tuamu sangat menentang bukan. Bagaimana perasaan kamu saat itu? Apa kamu mau anak kamu juga mengalami hal yang sama?!" Ujar Sekar sambil berdiri meninggalkan Dito yang sedang termenung, Sekar tak ingin anaknya terus menerus menangis hanya karena keinginannya tak dituruti. 
 
Baca selengkapnya di sini
Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait